Minggu, 02 Januari 2011

JANGAN SEPERTI DINOSAURUS DAN BURUNG UNDAN


Banyak di kalangan kita mengenal binatang dinosaurus. Dinosaurus adalah binatang yang besar tubuhnya dan juga ditakuti. Ratusan ribu tahun lalu, binatang ini menguasai dunia. Namun tiba-tiba terjadi kejadian yang mengakibatkan binatang ini punah untuk selama-lamanya. Para pakar sains tidak dapat memastikan apa sebenarnya yang terjadi. Tetapi mereka memastikan bahwa Dinosaurus punah karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan.

Begitupun yang terjadi dengan burung Undan di Monterey. Monterey adalah sebuah kota di California. Puluhan tahun yang lalu, pantainya dipenuhi dengan burung-burung undan. Burung-burung itu hidup dengan memakan perut dan usus ikan yang dibuang oleh para nelayan setelah membersihkan ikan-ikan itu. Pada suatu hari, para nelayan menyadari bahwa meraka bias mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dengan menjual perut dan usus ikan kepada mereka yang membutuhkan. Sejak saat itu, mereka tidak lagi membuang perut dan usus ikan untuk dimakan burung-burunng.

Burung-burung undan itu kemudian menjadi kurus kering dan mati satu per satu karena mereka tidak berusaha mencari dan menangkap ikan. Selama ini mereka hanya menunggu para nelayan membuang makanan. Mereka hancur ketika kondisi berubah, sikap mereka tidak berubah.

Umat islam mempunyai mental yang berbeda dengan Dinosaurusap apalagi burung undan. Sebagai contoh, sewaktu kota baitul Maqdis jatuh ke tangan orang Islam, pihak penguasa kota yang mewakili pimpinan tertingi Roma ingin menyerahkan kunci kepada khalifah Islam yang waktu itu dijabat oleh Umar Al-Khatab. Khalifah Umar setuju untuk datang ke Baittul Maqdis dan setibanya disana beliau terkejut melihat tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh Panglima Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka mengenakan seragam yang mahal dan cantik untuk menyambut kedatangan beliau.

Sebagai tanda tidak setuju atas tindakan mereka, Khalifa Umar mengambil segenggam pasir dan melemparkannya kearah mereka. Panglima Abu Ubaidah memahami kemarahan Khalifah Umar dan segera membisikan kepada Umar bahwa apa yang mereka perbuat disebabkan karena masyarakat sekitar tidak menghormati golonngan yang tidak berbusana indah dan rapi. Demi untuk menjaga image dan martabat Islam mereka terpaksa berpakayan bagus. Namun prinsip-prinsip dan landasan agama masih utuh dihati. Sahabat-sahabat nabi adalah golongan yang sukses karena mereka berani menghadapi serta beradaptasi terhadap perubahan. Masih banyak contoh lain yang dapat diceritakan sesuai konteks ini. Pada zaman Nabi, shalat tarawih tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi pada zaman Khalifa Umar Al-Khatab shalat tarawih dilakukan secara berjamaah. Pada zaman Nabi Quran tidak dibukukan, tetapi karena kebutuhan, Quran lantas dibukukan pada zaman Khalifa Utsman bin Afan. Begitupula dengan syariat islam. Ia sesuai dan relavan pada setiap zaman karena mempunyai kaidah bagaimana menghadapi perubahan.

Sehubungan dengan penetapan hukum Islam yang berkaitan dengan isu-isu tentang perbedaan, kaidah fiqih Islam menyatakan, perubahan fatwa dan perbedaan pendapat berkaitan dengan hal itu disebabkan karena perubahan zaman, tempat,suasana,niat, dan adat. Inilah kekuatan yang ada pada Islam yangt menjadikannya mampu terus berkembang dan relevan sepanjang zaman. Dengannya Islam tidak punah seperti kepunahan dinosaurus.

Jangan lupa. Anda juga akan hancur dan punah seperti dinosaurus jika anda tidak mau berubah. Memang benar, orang yang tidak mau berubah akan diubah.

Sewaktu ditinggalkan di Mekah Siti Hajar tidak mengeluh ataupun menyalahkan takdir . beliau bangkit dan berlari-lari antara Shafa dan Marwa untuk mendapatkan makanan dan mencari pertolongan. Aklhirnya, dari celah bumi kering memancarlah air yang mengalir hingga hari ini. Air itu adalah air Zamzam. Begitulah sikap orang-orang yang sukses. Mereka bangkit untuk berusaha. Jika mereka tidak berhasil di Shafa, mereka akan mencoba di Marwa hingga’zaqmzam kesuksesan’ tercapai seperti yang dialami Siti Hajar.

di posting; Gafari Akmal dari berbagai sumber

Motivasi diri Dr. Danialpenyiar radio Malaysia

Minggu, 12 Desember 2010

SEMINAR NASIONAL KAMMI KOMISARIAT STIKES NANI HASANUDDIN- LDK AN NAHAL



KAMMI komisariat Stikes NH-M bekerja sama dengan LDK An Nahal mengadakan SEMINAR NASIONAL dengan Tema "Kosep Sehat Sakit Dari Sudut Pandang Agama" pada hari minggu 12 desember 2010. dengan pembicara Uztat Bachtiar Nasir Lc. dan Prof.Rusli Ngatimin MPH. yang dihadiri kurang lebih 1000 peserta. ketua KAMMI komsat STIKES mengatakan target peserta sebanyak 1000 orang namun pada jum'at 10 desember penjualan tiket telah belebihi target yaitu sebanyak 1230 tiket. walaupun baru pertama kali di adakan seminar ini bisa dikatakan sukses, seperti yang dikataka ketua LDK dalam rapat efaluasi bahwa kebanyakan panitia adalah mahasiswa baru yang telah ikut LK 1 LDK, dan masih minim pengalaman berorganisasi, tapi karna semangat yang kuat, dan pertolongan Allah akhirnya seminar dapat terlaksana walaupun ada sedikit kekurangan. Banyaknya pesrta yang berminat pada seminar ini tak lepas dari keberhasilan panitia mempromosikan ke masyarakat mengenai kegiatan ini, namun ada hal lain lagi yang membuat mereka tertarik. seperti yang dikatakan salah satu peserta dia datang karna merasa penasaran atau ingin tahu lebih dalam antara sehat sakit dengan syariah. seminar berlangsung dengan baik dan penuh dengan antusias pesertanya hal ini di buktikan ketika pada saat sesi diskusi banyak peserta yang mengajukan tangan untuk bertanya.

diposting ; Gafari Akmal

Jumat, 12 November 2010

Remaja yang kehilangan eksistensai


Maraknya acara-acara yang menggali “ potensi” para remaja muslim saat ini, dengan dalih penerusan minat dan bakat, justru mengokohkan jika remaja-remaja kita -sebagian besar- betul-betul kehilangan eksistensi. Akademi fantasi indosiar (AFI), Indonesian Idol, konteks dangdut TPI (KDI), seperangkat acara yang justru memperjelas kalau generasi kita hanya mampu mennghasilkan generasi pemimpi lagi peniru. Generasi yang tak mampu berdiri diatas kaki sendiri dan berseru, inilah kami….! di tengah gelombang kehidupan yang begitu dasyat mereka terombang dan tak tahu lagi kepada siapa mencari teladan. Meereka berjalan di muka bumi dengan jiwa hampa tak berisi.
Itu karena mereka jauh dari din-nya. Agama (Islam)- dalam pandangan mereka-tak lebih dari sebuah tema dan sinetron yang ditayangkankan di bulan Ramadhan, atau seorang kiai, lengkap dengan jubah dan sorbannya yang bertarung melawan para siluman jahat dalam sinetron laga, atau yang mampu menundukan hantu, atau menjadi guyonan yang dimainkan dalam acara lawak, dengan satu alasan; hiburan. Inna lillahi wa inna ilahi raji’un. Menurut mereka disanalah peran agama. Mempelajari agama adalah suatu yang “aib” bagi mereka, bahkan terkadang menjadi bahan tertawaan orang yang ingin kembali kepada agamanya secara kaaffah (total).
Mereka menganggap bahwa keislaman mereka cukup dengan shalt, sekalipun bolong-bolong. Mereka memahami bahwa “menghidupkan” Ramadhan dengan kaitan yang “Islam” sudah cukup untuk mereka disebut muslim –muslimah. Mereka menngira denngan menyantuni orang-orang kecil sudahmenunjukan kalau mereka muslim lahir batin. Mereka lupa (atau tidak tahu) jika keislaman mereka mengalami ancaman eliminasi. Hal yang mungkin tak tersadari atau memang takterpikirkan samasekali
Agama (maksudnya Islam) dalam pandangan pemuda kini bukanlagi bagian yang perlu disakralkan. Hidup mereka tak lagi diwarnai dengan corak agama. Posisi agama telahtergeserkan oleh nilai-nilai modernitas, yang dianggap lebih bersih, lebih suci dan lebih mendatangkan kebahagiaan.
Inilah “agama” baru mereka. Agama yang mengajarkan pola hidup konsumtif, hedonis, dengan barat sebagai kiblatnya.
Mereka tidaklagi bangga dengan Al-Quraan, bahkan membawa pun, menggenggam di tangan sambil berjalan di keramaian, ada perasaan malu yang kladang muncul. Mereka lebih bangga dan percaya diri jikayang ditenteng buku-buku komik atau majalah-majalah remaja yang mengubar birahi .
Tentang idola, tak diragukan lagi, pasti selebritis. Mereka betul-betul mengaguminya. Bahkan rela antri membeli tiket masuk hanya untuk bertemu dengannya. Sungguh menyedihkan, karena di antara mereka justru harus kehilangan nyawa satu-satunya disaat menyaksikan show sang idola di atas panggung. Sungguh tragis dan memilukan.

Ali El – Makassary (yang muda yang takut dosa)
Posting Gfari Akmal.
.com email. KAMMI_STIKES@yahoo.co.id facebook. Kammi stikes

Jumat, 05 November 2010

MUHASABAH


Diriwayatkan dari ibnu Mubarak bahwa ada seorang laki-laki bernama Khalid bin Ma’dan bertkata kepada Mu’adz “tolong ceritakan sebuah hadis yang kau dengar dari Rasulullah SAW. Yang kamu hafal dan selalu kamu ingat lantaran begitu bagus dan detailnya isi hadist ter sebut.” Mu’adz menjawab” “Baiklah !” kemudian lama sekali Mu’adz menangis lalu dia mengucapkan kata rindu kepasda Rasulullah SAW. Dan sangat ingin bertemu dengan beliau, lalu berkata:
“Pada suatu hari aku berada disisi Rasulullah. Tiba-tiba Beliau lalu menaiki seekor unta dan memboncengkan aku di belaklang Beliau. Kami pun berjalan beberapa waktu, kemudian beliau mengadahkan pandangan keatas seraya berkata/berucap: “Segala puji bagi Allah Dzat yang mengatur dan menentukan apa saja yang ia kehendaki untuk para mahluk-Nya. “sesudah itu Beliau menyapaku, “wahai Mu’adz…..”aku menjawab: ‘labaik, ya Rasulullah. Beliau lalu bersabda: “Aku akan menuturkan sebuah penuturan yang jika kamu selalu mengingatnya, maka ia kakan bermanfaat bagimu. Dan jika kamu menyia-nyiakannya, maka kamu tidak akan memiliki hudjah dihadapan Allah Azawazalah.
Hai Mu’adz! Sesungguhnya Allah Tabaaroka Wata’aala telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit memiliki malaikat penjaga pintu yang selalu berjaga-jaga. Dia juga menciptakan malaikat yang menjaga semua pintu langit sesuai dengan ukuran dan besarnya pintu.
Suatu saat malaikat Hafazhah (pencatat amal) naik sambil membawa amal seorang hamba. Amal tersebut memiliki cahaya bagai cahaya matahari. Malaikat hafazhah membawa amala tersebut naik ke langit dunia dan menganggap amal itu sudah banyak serta brsih. Setelah sampai di pintu langit pertama, seorang Malaikat penjaganya berkata kepadanya “pukulkan amal itu kepada pemiliknya, aku adalah malaikat yang brtugas mengawasi gunjingan. Rabku memerintahkan aku agar tidak membiarkan amal seorang pengunjing lolos begitu saja melewatiku.

Keesokan pagi harinya Malaikat Hafazhah membawa amal baik yang bercahaya dan mereka anggap telah banyak lagi bersih. Sesampainya di pintu langit kedua, seorang Malaikat penjaganya berkata: ‘stop’! pukulkan amal ini kemuka pemiliknya, karena dengan amal ini dia mengharapkan harta dunia, Rabku telah memerintahkan aku agar tidak membiarkan amal orang tersebut lolos begitu saja melewatiku, para Malaikatpun lalu pada mengutuk pelaku amal tersebut sampai sore hari.
Selanjutnya Malaikat Hafazhah membawa amal tersebut dengan giranng karena didalmnya ada sedekah, puasa, dan banyak sekali kebaikan Malaikat Hafazhah menganggab amal itu sudah banyak dan bersih setelah sampai dipintu langit ketiga, Malaikat penjaga pintu berklata’ stop” pukul apal itu kemuka pemiliknya. Aku adalah Malaikat yang didaulat mengawasi kwesombongan. Rabku memerintahkan aku agar tidak membiarkan amal orang tersebut lolos begitu saja melewatiku, sesungguhnya pemilik amal tersebut suka berlaku sombong di hadapan orang pada setiap majelis-majelis mereka.
Selanjutnya Malaikat Hafazhah membawa amal hamba tersebut yang bercahaya bagikan bintang yang bersinar amat terang. Amal tersebut bergemuruh dan membaca taasbih. Amal itu berisi puasa, shalat, haji dan umrah. Setelah sampai di pintu langit keempat, Malaikat penjaga pintu berkata; “stop’ pukulkan amal itu kemuka pemilliknya. Aku adalah Malaikat yang mengawasi ujub. Rabku memerintahkan kepadaku agar aku tidak membiarkan amal orang tersebut lolos begitu saja melewatiku, sesungguhnya saat beramal, pelakunya juga memasukan perasaan ujub (bangga terhadap diri sendiri) kedalam dirinya.
Kemudian Malaikat Hafazhah membawa amal hamba tersebut dengan cepat seperti pengantin perempuan yang dibawah kerumah suaminya. Sesampainya dipintu langit kelima dengan membawa amal baik berupa jihad, haji, dan umrah yang bersinar seperti matahari , seorang Malaikat penjaganya mengatakan; aku adalah pengawas sifat hasud. Sesungguhnya ia selalu hasud (iri) dengan nikmat yang Allah berikan pada orang lain dari karunia-Nya. Dia benar-benar tidak menyukai apa yang diridhoi oleh Allah. Rabkku memerintahkan akku agar tidak membiarkan amal orang tersebut lolos begitusaja melewatiku.
Selanjutnya, Malaikat Hafazhah naik membawa amal hamba tersebut berupa wudu yang sempurna, shalat yang banyak jumlahnya, puasa, haji, dan umrah. Setelah mereka berhasil mambawa amal baik tersebut sampai ke langit keenam, seorang Malaikat penjaga pintunya mengatakan;’aku adalah pengawas kasih saying, pukulkan amal ini kemuka pemiliknya, karena ia sama sekali tidak puny kasih saying kepada seorang pun jika ada seorang terkena musibah, dia malah merasa gembira karenanya. Oleh karena itu, Rabku memerintahkan aku agar tidak membiarkan amal orang tersebut lolos begitu saja melewatiku .
Kemudian Malaikat Hafzhah membawa amal hamba tersebut berupa nafkah yang banyak jumlahnya, puasa, shalat, jihad, dan wara’. Amal tersebut menggelegar bagaikan suara petir dan bersinar seperti kilat ssesampainya di pintu langit ketujuh, seorang Malaikat penjaga pintu berkata;’aku adalah penjaga sifat sum’ah (sifat ingin dipuji dan terkenal di tengah masyarakat). Orang yang memiliki amal ini ingin terkenal di tempat-tempat pertemuan menonjol dihadapan para sahabatnya. Dan ingin mulia di hadapan para pembesar. Rabkku memerintahkan aku agar tidak membiarkan amal orang tersebut lolos begitu saja melewatiku. Setiap amal yang tidak tulus karena Allah adalah ria, sementara Dia tidak akan menerima amal orang yang berbuat riya.
Kemudian Malaikat Hafazhah naik membawa amal hamba tersebut yang berupa shalat, zakat, puasa, haji, umrah, pekerti yang mulia, diam (dari berkata yang tidak baik atau tidak perlu) dan zikir (kepada Allah) amal tersebut diantarkan oleh Malaikat penjaga tujuh langit sehingga melintasi semua dinding pintu dan berhenti di hadapan Rabb Ajawajalah mereka memberikan kesaksian bahwa amal tersebut baik dan diiklaskan karena Allah.
Namun Allah berfirman “kamu semua pencatat amal hambaku! Sedangkan Aku adalah Dzat yang selalu mengawasi isi hatinya. Sesungguhnya ia tidak menginginkan keridhen-Ku dengan amal ini, melainkan mennginginkan keridhan dari selain-Ku. Dia tidak iklas karena Aku dan Aku mengetahui apa yang dia inginkan dengan amalnya. Dia berhak mendapat laknat-Ku. Dia bias menipu keturunan Adam dan menipu kalian semua, tapi tidak bias menipu-Ku, Aku Maha tahu terhadap hal yang gaib dan mengetahui segala isi hati. Bagi-Ku tidak ada hal yang samar dan tidak ada hal yang tersembunyi. Pengetahuan-Ku terhadap hal yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap hal yang akan terjadi. Ilmu-Ku terhadap hal yang telah berlalu sama dengan ilmu-Ku terhadap hal yang akan datang. Ilmu-Ku terhadap orang-orang terdahulu sama dengan ilmu-Ku terhadap orang-orang yang hidup dikemudian hari. Aku mengetahui segala rahasia dan hal-hal yang tidak terlihat. Bagaimana mungkin seorang hamba bias menipu-Ku dengan amalnya?ia hanya bias menipu mahluk-Ku yang tidak tahu (hal yang tersembunyi) sedangkan Aku mengetahui hal-hal gaib. Dia berhak menerima laknat-Ku.
Mu’adz pun menangis terseduh-seduh, lalu berkata “ya Rasulullah, bagaimana caranya agar bias selamat dari apa yang Engkau sabdakan tadi? Rasulullah menjawab. “hai mu’adz, ikutilah keyakinan Nabimu,” Aku (Muadz) berkata’ Engkau adalah utusan Allah, sedangkan aku adalah Mu’adz bin Jabal(manusia biasa bukan utusan Allah) bagaimana aku bias selamat? ‘Rasulullah berkata.”benar kamu Mu’adz! Jika ada kekurangan pda amalmu, maka jauhkanlah lisan dari membicarakan aib orang lain, lebih-lebih dari para penghafal Al-Qur’an.. pengenalan terhadap aibmu sendiri hendaknya menghalangiomu untuk mengorek aib orang lain. Jangan membersihkan dirimu dengan mencela saudaramu, jangan mengangkat derajatmu dengan merendahkan saudara-saudaramu. Jangan berlaku riya dengan amalmu agar kamu dikenal banyak orang. Jangan tenggelam kedalam urusan dunia yang bias membuatmu lupa terhadap urusan akhirat. Jangan bicara berdua seoranng jika disampingmu ada orang ketiga. Jangan berlaku sombong di hadapan banyak orang , sehingga kebaikan dunia dan akhiratmu terputus. Jangan berkata buruk dalam majelis, sehingga orang-orang meninggalkanmu karena pekertimu yang buruk, jangan mengungkit-ngungkit pemberianmu kepada orang lain, dan jangan mencabik-cabik mereka dengan lidahmu, sehingga kelak kamu akan dicabik-cabik anjing-anjing jahanam. Inilah yang dimaksut dalam firman Allah swt. (QS. An-Naazi’aat (79):2) {“demi anjing yang mencabik-cabik dengan cabikan yang sebenarnya). Maksud firman Allah ini adalah bahwa anjing-anjing itu mencabik-cabik daging dari tulangnya.”
Aku (Mua’dz) berkata.”ya Rasulullah, siapa yang mampu melakukan semua ini?” Rasulullah menjawab” hai Mu’adz, semua yang ku katakana kepadamu teramat mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk melakukannya. Sesungguhnya resep untuk dapat melakukan itu semua kamu cukup mencintai orang lain seperti mencintai dirimu sendiri dan membenci sesuatu yang menimpa mereka seperti halnya jika hal tersebut menimpa dirimu. Dengan demikian kamu akan selamat (Al Hadist)

DIPOSTING:GAFARI AKMAL

Mau Gabung Jadi Anggota KAMMI Komisariat STIKES NH-M? Hubungi Email komsat/Kaderisasi..!

Pengikut