Senin, 18 Oktober 2010

AKAN KAH KITA KEMBALI MENJADI UMAT YANG TERBAIK ?


Dahulu umat islam digelar Allah sebagai khairul umah(sebaik-baik umat). Gelar ini diberikan tiada lain karena prrestasi gemilang yang cukup memukau dunia. Wajar ketika orang-orang di luar islam pun cukup menikmati kemegahan islam dalam agama mereka sendiri, seperti Hogshon G. Smith mengakui dirinya sebagai seorang sejarawan kristiani yang taat di dalam buku terkenalnya the adventure of islam dengan jujur menyadari bahwa umat islam memang the choisen people.
Beberapa alasan keberhasilan umat islam pada waktu itu adalah cara berpikir mereka yang berbeda dengan orang lain. Hal ini disebutkan oleh Marmarduke Piktal dalam Islamic Culture, “ketika orang islam pergi mencari ilmu dengan menyebut nama Tuhan, golongan kristiani malah menghancurkan khazanah ilmu yang telah dihasilkan oleh golongan terdahulu atas nama Nabi Isa.”
Umat ini adalah umat yang terbaik. Dalam surah Ali Imran ayat 110 Allah berfirman “ Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.
Sebenarnya, dunia tidak pernah menemukan golongan sehebat Umat ini. Menurut hadis yang tingkatannya baik, diriwayatkan oleh Imam Tirmizi, Nabi bersabda,”Kamu melengkapkan tujuh puluh Umat yang diutus dan kamu adalah Umat yang terbaik dan termulia dari kalangan mereka.”
Surat Ali Imran ayat 110 menggambarkan posisi dan peran strategis umat Islam sebagai umat terbaik. Dinyatakan di dalamnya bahwa gelar khairul Umah didapat karena Umat Islam melakukan keterlibatan sejarah dengan melaksanakan tiga hal.
1. Progresif melaksanakan dan mendukung proyek-proyek kebaikan,
2. Berani memberantas dan mencegah proyek-proyek keterbelakangan dan keburukan
3. Aktif meningkatkan hubungan keimanan pada Allah semata.
Sayang sekali kejayaan umat ini tidak kekal. Hal tersebut dikarenakan umat ini melupakan peringatan Allah. Dalam surah Al-Baqarah ayat 152 Allah berfirman,”Ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan jangan lah kamu kufur.” Kegemilangan yang dikaruniakan Allah kepada umat Islam adalah nikmat yang wajib disukuri. Jika tidak, nikmaat ini akan digantikan dengan azab dan mala petaka. Para sahabat Nabi adalah golongan yang berhasil, karena mereka menghargai serta mensyukuri nikmat-nikmat ini. Mereka bersyukur kepa Allah dengan menaati Allah. Pada suatu ketika seoarng bertanya kepada Nabi mengenai sifat manusia yang terbaik. Nabi menjawab, “sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling pandai membaca Al-Quran, paling bertakwa kepada Allah, paling bersungguh-sungguh mencegah kemungkaran, dan paling suka memperbanyak silaturahim.”hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasai dan Al-Hakim. Hal tersebut adalah formula kemenangan yang dihayati oleh para sahabat Nabi. Beberapa ciri-ciri dari formula tersebut adalah:
• Mengenali perjlanan hidup dengan didampingi Al-Quran
• Memulia perubahan dari diri sendiri menuju ketakawaan
• Mengajak serta membantu orang lain pada kebaikan
• Berperan serta dalam mencegah kemungkaran
• Mementingkan hubungan baik sesama manusia berlandaskan kebenaran
Berlandaskan formula-formula tersebut, sahabat-sahabat Nabi berhasil menguasai dunia. Mereka berhasil melakukannya karena mereka tidak hanya menganut agama islam, tetapi lebih dari pad itu, mereka bangga dengan carqa hidup Isalam. Sahabat Umar Al-Khatab pernah berkata, “Kita merupakan satu golongan yang dimuliakan Allah dengan Islam. Apabila kita mencari kemuliaan dengan cara hidup yang lain dari pada islam, Allah akan menimpakan kehinaan kepada kita.” Memang benar. Orang yang merasa mulia dengan Islam senantiasa berada pada kedudukan yang tinggi lagi mulia.
Saat ini umat Islam berada pada tahap yang paling rendah dan hina. Yahudi Eropa berhasil mendirikan sebuah Negara Yahudi di bumi Palistina dibantu oleh ingris melalui perjanjian Balfour dan resolusi Persatuan Banngsa-bangsa pada 14 mei 1948. Sejak peristiwa itu, umat islam Palestina tidak pernah merasakan kesenangan hidup. Dan beberapa Negara lainnya seperti bosnia irak afganistan umat islam ditindas dibunuh dan dituduh sebagai umat yang radikal.
Rasulullah bersabda:
“Kelak umat lain akan mengerumuni kalian, bagaikan orang-orang yang lapar mengurumi hidangan mereka. “salah seorang sahabat bertanya, “apakah karena jumlah kita saat itu sedikit?” Rasulullah menjawab, “Tidak, pada saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian bagaikan buih di lautan. Allah akan mencabut rasa takut dari hati musuh kalian, dan Allah akan mencampakan wahan dalam hati kalian.” Salah seorang bertanya, “Apakah wahn itu, ya rasulullah/” Nabi menjawab, “mencintai kehidupan dunia dan takut akan kematian” (HR. Abu Dawud dan ahmad)
Akibat dari factor cinta dunia dan takut mati ini menggejala pada berbagai fariabel kehidupan umat yang sangat kompleks, terjadilah kemiskinan, keterbelakangan, kkorupsi, kolusi, nepotisme, otoritarianisme, ditaktorisme, eksploitatif, dll.
Agar kita tidak terpuruk terus seperti ini mari kita jadikan Al-Quran dan sunah sebagai pedoman dalam kehidupan kita. Kita bangga dengan Al-Quran yang merupakan mukjijat terbesar umat ini.
Allah berfirman:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, aka nada lagi bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata. (QS. Al-Ahzab:36)
Dan sesungguhnya orang yang memperhatikan keadaan umat sekarang ini, niscaya dia akan melihat keter asingan Islam dan hilangnya kepribadian Islam yang pernah jaya, baik dalam masalah akidah, manhaj, tabiat maupun penampilan. Wallahu Alam bisawab.


Mau Gabung Jadi Anggota KAMMI Komisariat STIKES NH-M? Hubungi Email komsat/Kaderisasi..!

Pengikut